BIC DATABASE DETAILS

Pengawetan makanan dibutuhkan oleh industri makanan, dan menjadi masalah ketika bahan baku pengawet berasal dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia. Sekam padi diketahui mengandung fenol cukup tinggi dan bisa digunakan sebagai antimikroba dan antioksidan.

Inovasi yang bersifat kerakyatan ini mengajarkan proses pembuatan asap cair dari sekam yang relatif sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat. Selain sebagai pengawet, asap cair juga bisa digunakan sebagi bio-insektisida. Bahan baku sekam yang tersedia berlimpah menjamin pasokan dan harga yang lebih murah dibanding pengawet asap cair dari batok kelapa. Aplikasi asap cair untuk pengawetan juga telah dilakukan di negara lain, menggunakan bahan-bahan seperti teh, pinus, dan batok kelapa.

Food preservation is something necessary and safe if applied properly. Problems arise if the preservatives are harmful for human.

Bio-preservative, liquid smoke from husk, is relatively easy to produse. Husk contains fenol, and can be used for antimicrobacterial and antioxidant, yet safe for human. Husk is abundant locally ensurng its supply and lower price, compared to liquid smoke from coconut shell.

Bahan pengawet pabrikan untuk makanan umumnya mahal, sehingga yang bukan untuk makanan pun digunakan. Asap telah lama digunakan sebagai pengawet makanan, menjadikannya cair secara ekonomis memudahkan penyimpanan, praktis, dan lebih aman.
  • Bahan baku sekam tersedia melimpah dan murah
  • Bisa digunakan sebagai bio insektisida (anti hama ramah lingkungan)
  • Proses pembuatannya sederhana dan mudah
  • Aman digunakan pada makanan

Bisa diaplikasikan sebagai pengawet makanan untuk industri makanan dan obat-obatan, tetapi juga bisa diterapkan sebagai bio-insecticides (anti hama) bagi bidang pertanian.

-