BIC DATABASE DETAILS

Budidaya kentang di Indonesia selalu dilakukan di dataran tinggi >500 m dpl dengan kecuraman >15%. Dengan demikian areal budidaya kentang sangat terbatas dengan tingkat kerawanan erosi yang tinggi, sempitnya areal dan sulitnya transportasi benih.

Pengembangan di dataran rendah meningkatkan areal tetapi menjadikan ukuran umbi menjadi lebih kecil. Seleksi terhadap beberapa varietas kentang menghasilkan varietas dengan produktivitas 2,0 - 2,5 ton umbi mini/ha dan mampu berbunga di dataran rendah. Umbi mini sesuai untuk bahan baku industri snackberbasis tepung dan pureekentang. Varietas yang mampu berbunga didataran rendah memungkinkan perakitan kentang hibrida nasional.

Suitable areas in highlands to cultivate potatoes is vey limited and with high risk of erosion. Cultivation in lowlands limits the tuber size and making it smaller, yet still desirable for potato flour and puree producers. Development of mini tubers - potato, from selection of potato varieties, produces a new variety which can bloom in lowlands and produce 2.0 - 2.5 tonnes of mini tubers/ha.

Budidaya umbi mini di dataran rendah secara langsung bisa menjadi sumber bibit kentang petani, menjadi sumber perakitan varietas kentang hibrida nasional; dan pada gilirannya ikut membangun ketahanan pangan nasional di masa depan.
  • Pengolahan dan perawatan lahan lebih murah.
  • Mendekati kebutuhan end-customer(Industri snackberbasis kentang).
  • Umbi mini yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bibit.
  • Mengurangi ketergantungan terhadap benih kentang impor.
  • Yang berbunga potensial dijadikan tetua dalam hibridasi untuk varietas kentang hibrida nasional.

Inovasi metode dan teknologi untuk menurunkan batas ketinggian ( inclination requirement)areal penanaman dapat memperluas areal penanaman, dan memperluas keragaman pilihan tanaman bagi petani.

-