Untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk NPK sintetik, telah dikembangkan berbagai pupuk hayati dan organik melalui pengembangan bioteknologi pupuk. Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman hayati, termasuk beragam mikroba dari kelompok bakteri dan fungi, yang secara biologis dapat mengolah unsur-unsur NPK yang tersedia di alam agar dapat diserap oleh tanaman.
Pupuk 'new Mycofer' adalah pupuk hayati yang berbasis fungi dari jenis Mikoriza arbuskula. Pupuk ini berpotensi meningkatkan kualitas tanaman terutama tanaman perkebunan dan kehutanan. Penggunaan pupuk hayati bersama-sama dengan pupuk organik, dapat mensubtitusi dan mengurangi penggunaan pupuk NPK sintetik. Saat ini, 'new Mycofer' mulai dikembangkan untuk membantu program revegetasi dan fitoremediasi lahan pascatambang.
'New Mycofer' is an Arbuscular Mycorrhizae based biofertilizer which is a native Indonesian fungi. It improves the quality of crops, especially tree crops and forestry. The usage of mix bio and organic fertilizer is able to substitute the usage of chemical fertilizer. Currently, the 'new Mycofer' is under further development to help revegetation and phytoremediation of post-mining land.
Selain digunakan untuk mengurangi pemakaian pupuk NPK sintetik, inovasi ini terbukti efektif digunakan pada upaya remediasi tanah pasca tambang yang akan digunakan sebagai lahan perkebunan maupun reboisasi hutan.