BIC DATABASE DETAILS

Inovasi ini memanfaatkan teknologi aeroponik dan kultur jaringan untuk melipatgandakan benih kentang. Menggunakan peralatan dimodifikasi dan disederhanakan dari bahan-bahan yang tersedia di Indonesia, ternyata mampu menghasilkan benih kentang yang melimpah dari setek aklimatisasi kultur jaringan.

Produksi dapat mencapai 100 umbi/tanaman, 20 kali lipat dibanding sistem konvensional. Ukuran umbi meningkat 3-5 kali, bebas OPT (organisme pengganggu tumbuhan), kemurnian varietas terjaga, mudah dipanen dan efisiensi nutrisi dan air 90%. Benih kentang dapat diproduksi kapan dan dimana saja, tanpa mengenal musim. Inovasi ini menjadi solusi penawar untuk mandiri dalam menghasilkan benih dan untuk mendukung pencapaian swasembada benih kentang nasional.

Thisinnovation utilities aeroponics technology and tissue culture to multiply the seed potatoes to 100 tubers/plant or twenty times more than conventional systems. This technology produces better quality seeds, i.e. larger seeds, pest free, and keeping the purity of the breed. The efficiency of water and nutrients usage can reach 90%, and the potato seeds can be produced irrespect to seasons.

Inovasi tidak berarti harus menjadi penemu yang pertama di dunia, tapi cukup menjadi yang pertama menjadikannya bermanfaat di tempat - dan bagi pemakai yang memerlukannya.
  • Desain teknologi aeroponik yang mudah dan murah.
  • Produktivitas 20 kali dibanding cara pembibitan konvensional.
  • Menghasilkan benih berkualitas, terbebas hama dan penyakit, dan kemurnian varietas terjaga
  • Mudah dipanen, tidak perlu membongkar tanah, tidak mengenal musim.
  • Efisiensi nutrisi dan air 90%.

Inovasi teknologi ini dapat diaplikasikan oleh petani maupun balai pemerintah penyedia benih kentang yang memiliki fasilitas kultur jaringan.

-