BIC DATABASE DETAILS

Kebutuhan kokas pengecoran di Indonesia relatif cukup besar, sekitar 350.000 ton setahun, dan sepenuhnya berasal dan sumber impor. Upaya pemenuhan kokas tersebut terbentur pada ketiadaan batubara coking. Inovasi ini adalah untuk menghasilkan kokas pengecoran dan batubara non-coking melalui proses karbonisasi ganda. Produk hasil inovasi inii telah diuji menggunakan tungku tukik maupun tungku kupola dengan hasil yang memuaskan.

Selain lebih murah dibanding kokas impor, tercipta peningkatan nilai tambah sekitar 5,5 kali lipat. Inovasi ini diharapkan memberikan dampak positif pada kelangsunganusaha pengecoran besi logam, yang merupakan bagian penting dari industri manufakturIndonesia, yang saat ini tergantung pada kokas impor.

Practically all foundry coke is imported, since Indonesia has no sources of coking coal. This innovation is about developing double carbonization process to produce foundry coke from non-coking coal.


Aside to potentially competitive, this innovation produces 5.5 times local value added to our local coal, while also helps Indonesian steel industries to become less dependent to imported raw materials.

Membangun kemandirian, keunggulan dan daya saing industri seringkali bukan pekerjaan bersih di belakang meja; tetapi rnelalui upaya membangun kemandirian pasok bagi industri dasar kita, seperti halnya kokas: yang hitam, kotor, dan nampak tidak berharga
  • Peralatan yang digunakan relatif sederhana dan dapat dibuat di dalam negeri
  • Memanfaatkan pembakar sikion sehingga tidak lagi menggunakan BBM, tetapi batubara serbuk yang dapat berupa batubara butiran kecil hasil sortir bahan baku proses karbonisasi
  • Teknologi menggunakan bahan€¢bahan lokal, sehingga pasokannya bisa diandalkan
  • Ukuran butiran kokas dapat thsesualkan tergantung keperluan
  • Produk yang dihasilkan bemilai kalor tinggi (>7.000 kkal/kg), berkadar abu rendah (c 5 %) dan coke ratio mencapai 1:7, kadar stag yang rendah dan biaya produksi yang kompetitif

Untuk industri pengecoran logam, dengan potensi menciptakan nilai tinggi bagi industri batubara di hulu dan mensubstitusi kokas impor sekitar 350.000 ton/tahun

-