Umbi bibit kentang masih harus diimpor dari luar negeri karena iklim tropis yang hangat mengakumulasi mikroorganisme yang mengganggu pembibitan. Teknologi kultur jaringan memberikan alternatif solusi, melalui perbanyakan tanaman kentang mini yang menghasilkan umbi bibit mini dalam lingkungan yang dikondisikan. Untuk itu, tantangannya adalah menghasilkan umbi mini sebanyak mungkin di lahan terkondisi yang mahal. Pemberian formula zat pengatur tumbuh 2,4-D, daminozide dan air kelapa terbukti meningkatkan jumlah umbi yang dihasilkan dari 5-7 umbi per tanaman menjadi 17-33 umbi. Umbi mini yang dihasilkan ini menjanjikan tingkat produktivitas dan kualitas setara dengan umbi bibit yang diimpor.
Potato seeds are mostly still imported. Tissue culture technology provides an alternative solution, by propagating mini potato plants to produce mini seed tubers in controlled nurseries. A combination of growth hormones, 2,4-D, daminozide and green coconut water help to enhance production of mini seed tubers from a normal rate of 5-7 tubers per plant to 17-33 tubers, hence making this technology more economical.
Inovasi ini bermanfaat bagi petani kentang / produsen bibit kentang untuk mengurangi ketergantungan mereka pada bibit yang diimpor.