Secara tradisional, lahan mangrove di tepi pantai dianggap sebagai lahan yang paling tepat untuk bertambak udang. Saat produksi udang digalakkan, penyempitan dan kerusakan hutan mangrove tidak terhindarkan. Untuk itu, perlu dicari teknologi alternatif untuk bertambak udang tanpa mengganggu lahan mangrove.
Teknologi Biocrete menawarkan alternatif tambak udang yang bisa dibangun diatas pantai berpasir yang dilapisi dengan membran plastik PE, anyaman bambu yang dilapisi ijuk, pasir dan plesteran semen. Umur produktif tambak Biocrete lebih panjang, siklus produksi per tahun lebih banyak, serangan penyakit dapat diperkecil, dan udang yang dihasilkan lebih bersih dibandingkan dengan tambak yang dibangun di lahan mangrove.
Mangrove swamp is known to be the traditional site to do shrimp farming. However, intensification of shrimp farming has caused destruction of mangrove swamps.
Biocrete offers the technology to build shrimp farms on sandy coastal area. This farming technology is proven to yield higher productivity, less incidence of disease contamination, and is recognized as a green technology, the necessary "label" to export the shrimps to the global market.
Teknologi Biocretedapat diaplikasikan pada pertambakan pesisir laut, khususnya pertambakan udang yang saat ini dilakukan dengan mengkonversi lahan mangrove. Teknologi ini dapat dikembangkan juga untuk pertambakan ikan di pesisir laut.