BIC DATABASE DETAILS

Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus Avian Influenza Tipe A, strain H5N1, di Indonesia telah merenggut lebih dari 100 jiwa manusia, selain menimbulkan kerugian ekonomi yang besar karena membunuh jutaan ternak unggas. Obat yang ditetapkan Pemerintah yaitu Tamiflu dan Amantadine, masih sepenuhnya diimpor, dan selain itu dilaporkan mulai memicu resistensi pada virus H5N1.

Beberapa tanaman obat asli Indonesia menunjukkan potensi sebagai bahan antivirus baik pada hewan maupun manusia, yakni Sambiloto, Sirih Merah, dan Adas. Eksplorasi potensi tanaman obat tersebut melalui serangkaian uji laboratorium memberikan hasil yang potensial efektif menghambat infeksi virus AI H5N1 ke unggas.

Drugs that are recommended by the Government to control Avian Influenza, i.e. Tamiflu and Amantadine, are still imported. Aside to import dependency issue, the use of these drugs is reported to trigger resistance of the H5N1 virus. Some indigenous Indonesian medicinal plants have shown their potential as the alternative for avian flu antiviral material in both animals and humans, namely Sambiloto, Betel Red, and Fennel.

Inovasi-inovasi terobosan (breakthrough innovations) harus memberikan banyak manfaat sekaligus dibandingkan dengan produk yang telah ada: lebih alami, lebih murah, mengurangi ketergantungan pada produk impor, tidak mengakibatkan resistensi penyakit, tidak menimbulkan efek samping.
  • Terbuat dari bahan-bahan alami
  • Bahan mudah didapat, banyak tersedia di alam
  • Terbukti mampu menghambat virus H5N1
  • Tidak menimbulkan efek samping

Invensi ini dapat diaplikasikan pada industri peternakan sebagai vaksin maupun farmasi

-