Cadangan biji nikel Indonesia mencapai lebih dari 1 milyar ton. Biji nikel tersebut saat ini sebagian besar dijual dalam bentuk raw material sebanyak lebih dari 6.5 juta ton/tahun dengan harga hanya +- 30 US$/ton. Padahal setelah menjadi nickel matt harganya lebih dari 24.000 US$/ton. Untuk bisa memproduksi nickel matt diperlukan investasi yang mencapai milyaran dolar dan didukung Power Plant dengan daya lebih dari 200 megawatt.
Karena itulah diperlukan inovasi pengolahan biji nikel menjadi sponge iron content nickel dengan peralatan yang dibuat di dalam negeri dan berbasis bahan bakar batubara. Biji nikel diolah dengan menggunakan tepung batubara untuk menjadi sponge iron lalu bisa diolah lagi menjadi nickle matt dengan kopula hot blast batubara.
There are around 1 billion ton of nickel ore deposit in Indonesia. However, the nickel is exported as cheap raw material. To produce intermediate product from nickel ore that has big added value requires billion dollar investment. To cope with this problem we could instead produce the sponge iron content nickel using the methods that relies upon the usage of coals that is abundantly available in Indonesia.
Inovasi metode pengolahan biji nikel alternatif ini dapat dikembangkan, untuk membangun kemampuan nasional dalam mengolah hasil-hasil tambang bernilai tinggi, tapi dengan investasi yang tidak terlalu besar.