BIC DATABASE DETAILS

Keju merupakan sumber protein dan kalsium yang digemari dan banyak diaplikasikan pada berbagai bahan pangan lainnya. Namun, tingginya kandungan asam lemak jenuh pada keju menjadi hambatan sekelompok orang untuk mengkonsumsinya.

Inovasi pada produk keju lunak ini dilakukan dengan mengganti lemak susu dengan minyak jagung atau minyak bekatul dalam susu sapi skim. Kandungan asam lemak linoleatnya 41.5% dan linoleatnya 3.9% cukup tinggi, dan memiliki fungsi yang baik untuk menurunkan total kolesterol dalam darah. Proses pembuatannya menggunakan starter Streptococcus lactis sp., Bifidobacteria longum, dan rennet dari Marschall kapang Mucor meihei.

Cheese is a source of protein and calcium, popularly used in many foods. Some people cannot consume cheese due to its high saturated fatty acid content.

This innovative soft cheese process replaces the milk fat with corn oil or rice brine oil in skimmed milk. The linoleat fatty acid content is 41.5% and the linoleat content is 3.9%, proven to reduce total cholesterol in blood. The process uses starter Streptococcus lactis sp., Bifidobacteria longum, and rennet from Marschall, the Mucor meihei mold.

Bayangkan, produk keju yang tidak hanya enak di lidah, tetapi juga baik bagi jantung.

  • Kadar lemak 21,9 % (bk) lebih rendah dibandingkan keju padat lemak susu 39,6 %
  • Penyajian 70 g keju (1 keping) setara dengan mengkonsumsi 154 kkal energi, 14.35 g protein, 7 g lemak, 8.47 g karbohidrat


  • Teknologi pembuatan menggunakan prinsip emulsi minyak nabati yang kaya asam lemak tidak jenuh.

Bagi perusahaan pembuat keju.

-