Pertumbuhan industri mie dalam negeri saat ini terus meningkat, akan tetapi hamper seluruhnya menggunakan bahan baku terigu yang berasal dari impor. Hal ini tentu saja dapat mengancam ketahanan dan kedaulatan pangan kita.
Teknologi ini menjawab tatangan selama ini penggunaan terigu yang belum bisa 100% tergantikan dalam industri mie. Mie kering yang terbuat dari tepung jagung 100% ini memiliki karakteristik dan sifat (ketegangan, elongasi, kelembaban, kelengketan, dan cooking loss) yang menyerupai mie terigu setelah proses produksinya.Mi jagung ini cocok untuk penderita autis karena tidak mengandung gluten dan juga penderita diabetes karena sudah terjadi perubahan sifat pati akibat pemanasan saat pencetakan mie.
Noodle industry in Indonesia keeps growing, and most of them use imported wheat flour. This is not ideal, since Indonesia cannot produce wheat.
This processing technology is able to produce a 100% maize flour noodle with similar characteristics as wheat flour noodle. It does not contain gluten thus hypo-allergenic, suitable for people with autism. It is also suitable for people with diabetic.
Bisa diaplikasikan di industri mie nasional sebagai alternatif mie tepung terigu yang telah popular, atau melalui pengembangan UMKM secara lebih luas.