BIC DATABASE DETAILS

Gulma dikenal sebagai tanaman pengganggu yang dapat menghambat produktivitas tanaman budidaya, serta menurunkan kualitasnya. Gulma dapat dikendalikan dengan herbisida, namun herbisida juga berpotensi mencemari lingkungan dan meninggalkan residu yang berbahaya apabila produk tanaman tersebut dikonsumsi.

Inovasi ini mencoba mengatasi masalah gulma dengan cara yang relatif aman, karena hanya menggunakan bahan-bahan organik. Tanaman Ageratum conyzoidesdan Tithonia diversifolia, serta limbah pertanian seperti ampas sagu yang mengandung fenol bisa dijadikan herbisida organik.

Formulasi herbisida organik dicampur dengan pupuk kandang ini dapat menekan pertumbuhan gulma lebih dari 50% sekaligus berfungsi sebagai kompos untuk menyuburkan tanaman dan tidak meninggalkan residu berbahaya.

Weed inhibits growth of cultivated plants, therefore its existence must be controlled. Organic herbicides can be used to safely control the growth of weeds.

Composted Ageratum conyzoides, Tithonia diversifolia plants, with some agricultural waste containing phenol, can function as organic herbicides as well as soil conditioner and leaves no harmful residues.

Pengendali tanaman liar dikembangkan dari tanaman liar juga; namun sekaligus bisa menyuburkan tanah dan melestarikan lingkungan. Inovasi ini memperbaharui konsep pestisida, insektisida, dan herbisida yang biasanya sinonim dengan pencemaran.
  • Bahan baku memanfaatkan limbah pertanian
  • Berfungsi sebagai herbisida sekaligus pupuk organik
  • Tidak menggunakkan bahan kimia berbahaya sehingga aman bagi lingkungan
  • Tidak meninggalkan residu berbahaya pada hasil panen

Menunjang usaha produk pertanian organik yang bernilai tinggi karena dinilai aman dikonsumsi dan tidak mencemari lingkungan, namun tetap efektif memecahkan masalah gulma yang menghambat produktivitas.

-