Proses pengolahan limbah pertambangan emas biasanya menggunakan bahan kimia sianida berbahaya atau karbon aktif sebagai pengikat sisa emas. Teknologi ini membutuhkan perlakuan khusus, atau penambahan bahan kimia lain, untuk menjadikannya efektif. Inovasi ini memanfaatkan kitosan sebagai bahan pengganti sianida atau karbon untuk pengolahan limbah emas.
Hasil ujicoba di Lab. Metalurgi PT. Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor dengan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS) cukup menggembirakan. Penggunaan kitosan serbuk dengan konsentrasi 2% pada limbah emas, mampu mengikat emas hingga 95% tanpa perlakuan khusus thermal untuk mengoptimalkan penyerapannya. Selain hemat energi, inovasi ini juga ramah lingkungan karena kitosan bio-degradable.
Chitosan can effectively replace the use of cyanides or carbon in gold extraction process. Chitosan is biodegradable thus safe for the environment. It does not require a special treatment to make it effective.
A laboratory test using Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS) shows that the use of 2% powdered chitosan can extract traces of gold up to 95% from gold effluent.
Sistem Manajemen Limbah Industri Pertambangan, khususnya tambang emas.