BIC DATABASE DETAILS

Pada umumnya industri batik menggunakan pewarna sintetik karena komposisi warnanya yang tetap, pilihan warna yang lebih variatif, hasilnya lebih cerah dan tahan luntur. Namun demikian, pewarna sintetik harganya lebih mahal, berpotensi mencemari lingkungan dengan bahan-bahan kimia berbahaya.

Inovasi ini dilakukan untuk membantu mengembangkan industri batik Indonesia melalui penggunaan bahan alami. Pewarna yang digunakan berasal dari campuran Gambir, Secang, dan Kunyit. Ketiganya adalah sumber pigmen alami yang baik untuk mewarnai kain mori, untuk dapat memberikan spektrum warna yang beragam, khas, dan eksotik.

Presently, most of batik manufacturers use synthetic dyes due to their good consistency of color composition, more choices and variations of brilliant colors, and does not wear off easily.

However, synthetic dyes could be harmful and not environmentally friendly. This innovation involves the use of Gambier, Secang and Turmeric in the batik coloring. The combination provide exotic, unique and wide spectrum of colors.

Sumber daya alam Indonesia berlimpah dan belum sepenuhnya digali pemanfaatannya. Bahan yang kita kenal sebagai bahan ramuan jamu, Gambir, Secang dan Kunyit ternyata dapat juga diolah menjadi produk bernilai tinggi, dan bukan untuk tujuan kesehatan ataupun pengobatan.

  • Bahan pewarna alami Gambir, Secang dan Kunyit tersedia melimpah
  • Telah melalui pengujian aspek mutu pewarna batik: kecerahan warna, ketajaman warna kain, proses pencelupan dan penjemuran, serta nilai perubahan warna keseluruhan
  • Bahan pewarna dapat dibuat dengan mesin dan peralatan sederhana
  • Menghasilkan spektrum warna yang khas dan eksotik.

Dapat dimanfaatkan pada pengusaha dan pengrajin batik yang menginginkan pewarna alami yang bernuansa khas dan eksotik, namun dengan harga yang terjangkau.

-