Fuel cell adalah alat konversi energi elektrokimia yang mengubah hidrogen dan oksigen menjadi air kemudian menghasilkan energi listrik dan panas. Cara kerja Fuel Cell mirip dengan baterai dan membutuhkan elektroda positif dan negatif untuk dapat berfungsi.
Di sisi lain, limbah styrofoam (Polistirena) merupakan polimer termoplastik yang tidak dapat diuraikan oleh alam. Melalui proses sulfonasi, styrofoam dapat ditingkatkan konduktivitas protonnya sehingga dapat digunakan sebagai Polymer Electrolite Membrane (PEM). Membran ini dapat digunakan sebagai bahan dasar perangkat Membrane Electrode Assemblies (MEA) untuk fuel cell. Fuel Cell yang berjenis Direct Methanol Fuel Cell dapat menggunakan elektroda MEA berbahan dasar styrofoam ini.
Styrofoam waste is a thermoplastic polymer which cannot easily degraded by the environment. Through sulfanation, this styrofoam can be processed into Polymer Electrolite Membrane (PEM). This membrane can be used as based material to make Membran Electrode Assemblies (MEA), and then used as an electrode in the Direct Methanol Fuel Cell.
MEA (Membran Electrode Assemblies) berbahan dasar polistirena tersulfonasi yang dikomposit dengan zeolit dan alginate Membran dapat menjadi generator listrikMemanfaatkan limbah styrofoam yang sulit diuraikan
-