Kayu Sengon merpakan salah satu komoditas perdagangan yang sering dimanfaatkan sebagai kayu serbaguna untuk konstruksi ringan atau bahan peti kemas. Mengembangkan proses pembuatan membran ultrafiltrasi selulosa asetat dari pulp kayu sengon mampu memberikan nilai tambah sangat tinggi, karena membran ultrafiltrasi bagi industri masih didomonasi oleh produk impor yang mahal.
Membraan ultrafiltrasi yang dihasilkan bisa digunakan untuk memisahkan padatan terlarut seperti partikel koloid, senyawa dengan berat molekul tinggi seperti polisakarida, warna, atau protein dari larutan dalam proses pemurnian sebuah produk. Pulp kayu sengon dipilih menjadi bahan baku karena karakteristiknya yang cocok dan tersedia melimpah di Indonesia.
Albizia wood is one of the important trade commodities and is often used as timber for light construction or material for crates. Albizia fiber has the right characteristics to make highvalued cellulose acetat based ultrafiltration membranes for industrial use, that is still predominantly imported.
Albazia wood pulp is abundantly available in Indonesia, thus ensuring sustainable supply of raw materials for the membranes.
Membran ultrafiltrasi sengon setidaknya bisa menggantikan membran impor untuk berbagai keperluan industri, bahkan berpotensi kompetitif untuk bersaing secara global.