BIC DATABASE DETAILS

Keju merupakan produk olahan pangan yang digemari. Tetapi kandungan kasein susu dan lemak yang tinggi membuat keju tidak bisa dinikmati oleh penderita casein allergy dan para vegetarian. Kedelai berpotensi menjadi bahan baku non-dairy cheese yang mengandung protein tinggi, bebas kasein, dan kadar lemak yang rendah. 

Pada inovasi keju berbasis kedelai ini, protein kedelai digumpalkan dengan menggunakan dadih (makanan khas Sumatera Barat), yang mengandung 36 jenis bakteri asam laktat. Non-dairy cheese yang dihasilkan tergolong jenis semi-hard cheese dan skim cheese. Uji Rangsangan Tunggal (Single Stimulus Test) menunjukkan bahwa formula 15% inokulum susu kedelai segar ditambah dengan 0,9% perisa keju menghasilkan aroma keju yang sama dengan keju komersial pada tingkat kepercayaan 95%.  
Cheese made from cow’s milk contains casein, so it is not suitable for vegetarians or for  people allergic to casein. Soybean milk is casein-free dairy replacement that contains high free-casein protein and low fat and can be utilized as a non-dairy cheese base material. Dadih (West Sumateran curd) is added to the soybean milk to cause the milk to coagulate and form the non-dairy cheese. A formula of 15% of soybean inoculum with added 0.9% cheese flavor results in a cheese aroma equal to that of commercial cheese.
Keanekaragaman pangan dari berbagai daerah di Indonesia, memiliki beragam potensi dikembangkan atau digabungkan menjadi produk pangan turunan yang berskala nasional atau bahkan internasional.
• Keju untuk vegetarian yang pantang mengkonsumsi produk susu hewani
• Aman bagi penderita alergi kasein susu
• Kandungan protein yang tinggi dan rendah lemak
• Menggunakan starter bakteri yang berasal dari penganan khas daerah
-
-